Langsung ke konten utama

MISTAKE (Cerpen)

Oleh    : gerimissenja




Terkadang, jalan yang kutempuh adalah jalan keliru. Terkadang, dunia yang kuinginkan adalah dunia yang dikucilkan. Terkadang, hal yang kugenggam adalah sesuatu tak tergapai. Dan bahkan terkadang apa yang kuyakini adalah apa yang ingin kupungkiri. Lalu apakah arti kebenaran itu? 

Kau percaya bahwa cinta akan memurnikan apapun. Meyakini dengan pasti bahwa kebersamaan kita adalah segalanya. Selalu kau berkata bahwa hanya dirimulah yang memahamiku. Hanya dirimulah yang akan selalu ada untukku. Yang perlu kulakukan hanyalah menggenggam tanganmu dan jangan melepaskannya. Dengan begitu segalanya akan baik-baik saja. Karena kaulah yang mengatakannya, maka aku mempercayainya. Membalas segala perasaan yang kau curahkan padaku tanpa mendengar bisikan jahat yang memenuhi rongga pendengaranku. Masuk kedalam dunia menggiurkanmu dan ikut menikmatinya. 

Tapi nyatanya, dengan tatapan sendu itu kau berbalik. Kau sendirilah yang mengingkarinya. Nyatanya kau sendirilah yang melapaskan genggamanmu dan meninggalkanku dalam dunia yang kini tampak menyedihkan. Kau bilang tak ada yang kau sesali. Semuanya adalah proses kehidupan. Lalu, kau anggap apa kehadiranku selama ini? Kau anggap apa pengorbanan yang telah kulakukan untukmu. Kau tau? Aku sangat terluka. Kenyataan kau begitu saja melepaskan apa yang kau genggam selama ini. Jelas-jelas hanya ada aku dihatimu. Jelas-jelas kaupun amat terluka. Lantas, haruskah aku juga melepaskanmu begitu saja? Membiarkan ketidak bahagiaan meluluh lantahkanmu? Membiarkan kenyataan yang mereka percayai mengobrak-abrik dunia kita? Perluka aku kembali menyadarkanmu? Akan cinta kita yang tak dapat seorangpun pahami. Akan kebahagiaan kita yang tak perlu dunia ini ketahui. Ya untuk sebab itulah aku menemuimu. Untuk alasan itulah aku berusaha menemukanmu. 

Disana, tepat didepan mobilku aku melihatmu. Berjalan bersama seorang wanita dengan senyuman yang kutahu hanya senyuman palsu. Kebahagiaan yang berusaha kau tampakkan hanyalah sebuah sandiwara yang tak bisa membohongiku. Aku tahu kau menyadari kehadiranku yang sedari tadi tengah membuntuti dan memperhatikanmu. Itukah sebabnya kau berusaha mati-matian menampakan senyum yang malah terlihat mengerikan dimataku? 

Sebelum kau memasuki sebuah toko, kau melirikku dan seketika tatapan kita bertemu. Sorot mata sendumu, benar-benar tak bisa kupahami. Sorot mata yang mengingatkanku pada perjumpaan kita. Sorot mata yang membuatku ingin sekali keluar dari mobilku dan berlari kearahmu. Sudah sekian lama aku tidak mempedulikan pemikiran orang lain. Dan rasanya, bahkan aku tidak akan peduli dengan tanggapan mereka jika saat ini aku menyeretmu kedalam mobilku. Meninggalkan tempat ini menuju suatu dunia yang akan sepenuhnya menerima kita. Sungguh aku tak peduli. 


Semua ini dimulai saat kita terdiam dengan perasaan yang sama-sama terluka dan merasa hina. Bedanya, aku memperlihatkannya sedangkan kau tidak. Saat itu kau bagitu tegar. Aku bahkan mengagumimu. Dengan suasana hening dalam kelas kosong itu, kita duduk saling bersebrangan. Menyadari kehadiran satu-sama lain namun sibuk dengan pikiran masing-masing. Dalam keheningan itu, suara tangis yang kukeluarkan terdengar sangat menyedulihkan. Membayangkan kejadian yang sebelumnya menimpaku. Jika saja kau tidak datang atau bahkan terlambat datang, mungkin saat itu aku telah menjadi mayat hidup yang jiwanya telah disayat-sayat oleh monster menjijikan. Meskipun kau mengetahui bahaya yang mungkin akan menimpamu, kau seperti tak peduli dan tetap menyelamatkanku. Mengorbankan dirimu demi diriku.

Setelah apa yang terjadi aku sama sekali tidak bisa mengontrol emosiku. Isak tangis yang kukeluarkan malah semakin kencang sejalan dengan bayangan yang terus berkelebat diingatanku. Tubuhku yang terguncang menggigil dengan hebat dan tanganku dengan kuat meremas kerah seragamku seakan monster itu akan kembali dan menyerangku lagi. Akibat ketakutan yang tak bisa kupulihkan tangan kananku tak henti-hentinya memukuli pahaku. Kau berjalan kearahku. Sesaat menatapku lalu kemudian memelukku dengan lembut. Mengusap-usap rambutku dengan pelan. Rasa aman seketika menjalariku. Ketentraman yang kau berikan mengalahkan ketakutanku. Dan perlahan tubuhku berhenti menggigil. Kenyamanan begitu saja merasuki tubuhku.
" Kau baik-baik saja. Semuanya baik-baik saja." Ucapmu lirih. Perlahan membuat isak tangisku berhenti. Perkataanmu begitu saja ku percayai. Cukup lama setelah isak tangisku berhenti, kau melapaskan pelukanmu. Menatapku dengan sebuah senyum yang menyejukan. Aku membalas senyummu.


Aku menatapmu yang tengah membalas tatapanku dengan senyuman itu. Namun kini, aku tidak membalas senyummu. Beberapa saat setelah aku menyaksikanmu masuk kedalam sebuah cafe, aku mengikutimu. Berjalan kearahmu yang tengah duduk di meja pojok. Saat aku duduk dihadapanmu, kau bahkan sama sekali tidak terkejut. Seperti telah mengira sebelumnya. 
" Dia sepupuku." Ucapmu sambil menoleh kearah seorang wanita yang tengah memesan minuman.
" Apa aku bertanya?" Balasku datar tanpa mengalihkan pandangan darimu. Kau hanya mengangguk tak merasa terkejut dengan keketusan yang kuperlihatkan.
" Haruskah kita berbicara?" 
" Jika kau sama sekali tidak keberatan." Jawabku berusaha menahan kesedihanku.
 Sepupumu menghampiri kita sambil membawa dua minuman. Menatap kita secara bergantian. Seperti memahami situasi, setelah ia meletakan minuman di meja, ia berkata ada suatu hal yang perlu ia urus lalu pamit begitu saja setelah sebelumnya meminta izin untuk meminjam mobilmu. Kau hanya tersenyum dan mengucamkan terimakasih padanya. 

Beberapa saat setelah sepupumu pergi kau memulai pembicaraan.
" Bagaimana kabarmu?" Tanyamu sambil meminum minuman yang ditinggalkan sepupumu.
" Apa aku tampak baik-baik saja dimatamu? Setelah apa yang kau lakukan padaku, haruskah aku berkata aku baik-baik saja?" Tanya balikku tanpa berusaha menutupi kesedihanku. Sesaat kau membalas tatapanku dengan sorot mata yang tak kalah memilukan. 
" Maafkan aku." Bisikmu sambil mengalihkan pandanganmu dariku. 
" Aku tak bisa melepaskanmu. Kau tahukan itu terlalu sulit. Aku tahu ini juga sulit untukmu. Kita bisa memulainya kembali. Kumohon." 
" Maafkan aku." 
" Kenapa? 7 tahun kebersamaan kita bukanlah waktu yang singkat. Kenapa semudah itu kau mengakhirinya dan pergi tanpa penjelasan? Kenapa?" Tanyaku terluka dan tak percaya. 
" Tak ada lagi yang bisa kulakukan." Ucapmu dengan penuh kesedihan dan penyesalan.
" Tak ada yang bisa kau lakukan? Hah? Tidak... kita bisa melakukan apapun. Kau tahu itu. Kau yang mengucapkannya. Kita bisa pergi dari sini. Melakuka apapun yang kita inginkan. Kit..."
" Kau tidak mengerti." Ucapmu memotong perkataanku sambil kembali menatapku. Seketika aku terdiam. Mendapati sorot matamu yang amat memilukan.
" Apa kau bahagia bersamanya?" Tanyaku setelah beberapa saat menatapmu. Kau terdiam sesaat.
" Aku akan bahagia." 
" Tanpaku?"
" aku akan berusaha." 
Seketika lidahku seakan kelu. Kenyataan bahwa aku teramat memahamimulah yang membuatku seakan tak bisa melakukan apa-apa lagi.
" Apa ini permintaan ibumu?" Tanyaku sambil memandang kearah luar lewat jendela. 
" Hidupnya tidak lama lagi. Sekali saja... Setidaknya aku ingin membahagiakannya." Ucapmu lirih penuh keperihan.
" Aku tahu, akulah yang mendorongmu dalam hubungan ini. Aku mintamaaf." Katamu melanjutkan.
"Aku mengerti. Kau tak perlu meminta maaf. Lagi pula selama ini aku bahagia. Kau yang memberikan kebahagiaan itu." 
" Perasaanku padamu... Tidak lagi seperti.dulu. Aku memang menyayangimu. Tapi itu hanya sebatas pertemanan." 
Seketika aku menoleh kearahmu yang sedang menatap ke arah luar. Walau aku tidak dapat melihat sorot matamu, namun aku tahu itu bukan kebohongan.
" Kau sangat kejam dan tidak bertanggung jawab." Ucapku lirih tanpa kebencian. Walaupun kata-katamu benar-benar membuatku terluka, namun aku sama sekali tak bisa membencimu. Kau terlalu berharga untuk ku benci. Aku terlalu mencintaimu untuk dapat membencimu. Kenyataan yang sampai saat ini tak berubah.
" Aku harap kau dapat melupakan kejadian itu dan berjumpa dengan seseorang yang dapat membahagiakanmu." balasmu penuh ketulusan sambil memandangku dengan tatapan lembut. Kesedihan masih tersirat di dalamnya.
" Entahlah. Bagiku kaulah yang terbaik." Jawabku kembali mengalihkan pandangan darimu.
" Tidak. Kau hanya belum menyadari kesalahan kita."
" Dulu, kau yang bilang ini bukan kesalahan." 
" Dulu aku belum menemukan seseorang seperti dia." katamu dengan pandangan menerawang. Senyum dengan indah tersungging di wajahmu. 
Kau mencintainya. Ucapku dalam hati dengan terluka.***

Hari yang terlalu cerah. Akan sangat jahat jika aku berdoa agar hari ini hujan badai terjadi. Namun nyatanya, walaupun aku berkata aku telah merelakanmu pergi, perasaan kuat ini masih mengikatku. Walaupun kau berkata itu keliru, untuk pertama kalinya aku tak mempercayai ucapanmu. Kenyataannya, aku masih mempercayai cinta ini, kenyataannya hatiku saat ini seakan remuk. 

Dalam kerumunan orang yang tengah mengucapkan selamat padamu, aku menemukan suatu kebahagiaan yang kau pancarkan. Kekecewaan dan penghianatan yang kurasakan benar-benar terlalu dalam. Tapi itu semua, sama sekali tak bisa menumbuhkan sedikitpun rasa benci untukmu.

Aku tak beranjak dari tempatku berdiri. Sejak awal aku memang tidak berniat untuk memberikanmu ucapan selamat. Aku hanya ingin melihatmu. Bukan untuk yang terakhir kali. Tapi menyampaikan tatapan cinta yang akan kau terima untuk terakhir kalinya. Kau memandang kearahku. Menyadari kehadiranku dan tangisan yang menetes dari kelopak mataku. Menatapku dengan sorot mata seperti dulu sesaat sebelum kau memeluku dan memberikan rasa nyaman. Kurasa kau tidak akan memberikanku pelukan seperti dulu lagi. Tiba-tiba air mata terjatuh pula dari kelopak matamu. 

Untuk beberapa saat kita sama sama saling bersitatap sambil menangis. Bedanya, kau memancarkan kebahagiaan sedangkan aku tidak. Lalu kemudian aku berbalik. Berjalan menjauhi pesta pernikahanmu dengan perasaan hancur. Tanpa sekalipun menoleh. Nyatanya inilah akhir dari kisah kita. Kisah yang kau bilang keliru. Aku tidak akan melupakan segalanya. Tentang perasaan kita dahulu kala, tentang cintamu yang ternyata berubah, ataupun tentang dirimu yang terlalu cantik dengan gaun pengantinmu.***

Komentar

Postingan populer dari blog ini

LIRIK LAGU INFINITE (인피니트) - BACK + TRANS INDO

Lirik Lagu Infinite (인피니트) - Back Romanization [Dongwoo] Can you save me? Can you save me? [Sunggyu] Gieokhaejwo ne seorapsoge Gieokhaejwo ne jigapsoge Naega itdeon heunjeokdeureul Hanado ppajimeobseo saegyeojwo [Hoya] Chueokhaejwo geu sajin soge Namaitdeon geu gonggan soge Nae hyanggi da nae soomgyeol da Sarajiji anhge [Woohyun] Jebal nareul jinachyeo on bomnalcheoreom Baramcheoreom nohji ma Can you save, Can you save me? [Sunggyu] Geurae nareul seuchyeo jinan hyanggicheoreom Sumanheun naldeul malgo Can you save, Can you save me? ([Sunggyu] Save me) [Sungyeol]Save me [L] Dorawajwo I want you back, back, back, back, back back, back, back, back, back [Sunggyu] Neowa nae gieok nareul sigane matgyeo duji ma [Hoya] Dorawajwo I want you back, back, back, back, back back, back, back, back, back [Woohyun] Gidarilke na yeogi namgyeojin chae doraseon chae I say save me (Save) [Dongwoo] Can you save me? [L] Ijeul beophan gieokdeureul hanadulshik dwaedollyeo [Sunggyu] Gyejeori jana gyejeoreul m

LIRIK IU – ENDING SCENE (이런 엔딩) DAN TERJEMAHAN

IU (아이유) – Ending Scene(이런 엔딩)  Album: Palette Lyrics: 아이유(IU) Composition: 샘김 Arrangement: 이종훈 Release date: 2017.04.21 HANGUL 안녕 오랜만이야 물음표 없이 참 너다운 목소리 정해진 규칙처럼 추운 문가에 늘 똑같은 네 자리 제대로 잘 먹어 다 지나가니까 예전처럼 잠도 잘 자게 될 거야 진심으로 빌게 너는 더 행복할 자격이 있어 그런 말은 하지 마 제발 그 말이 더 아픈 거 알잖아 사랑해줄 거라며 다 뭐야 어떤 맘을 준 건지 너는 모를 거야 외로웠던 만큼 너를 너보다 사랑해줄 사람 꼭 만났으면 해 내가 아니라서 미안해 주는 게 쉽지가 않아 그런 말은 하지 마 제발 그 말이 더 아픈 거 알잖아 사랑해줄 거라며 다 뭐야 어떤 맘을 준 건지 끝내 모를. 솔직히 말해줄래 제발 너라면 다 믿는 거 알잖아 네 말대로 언젠가 나도 나 같은 누군가에게 사랑받게 될까? ROMANIZATION annyeong oraenmaniya mureumpyo eopsi cham neodaun moksori jeonghaejin gyuchikcheoreom chuun mungae neul ttokgateun ne jari jedaero jal meogeo da jinaganikka yejeoncheoreom jamdo jal jage doel geoya jinsimeuro bilge neoneun deo haengbokhal jagyeogi isseo geureon mareun haji ma jebal geu mari deo apeun geo aljanha saranghaejul georamyeo da mwoya eotteon mameul jun geonji neoneun moreul geoya oerowossdeon mankeum neoreul neoboda saranghaejul saram kkok mannasseumyeon hae naega aniraseo mianhae juneu

LIRIK HUH GAK - MEMORY OF YOUR SCENT (향기만 남아) + TRANSLATION

허각 (Huh Gak) – 향기만 남아 (Memory of Your Scent) Lyrics Mini Album (Reminisce) Release Date: 2013.11.11 Genre: Ballad Hangul 멀리서 불어와 날 스쳐 지나는  너를 떠올리게 하는 익숙한 향기 아직까지 널 잊지 못하는 걸 보니 바보 같아 언젠가는 저 바람처럼 흩어지겠지 향기만 남아서 나를 괴롭히는데  무뎌진 기억 너머로 너를 그리다 쓸쓸한 바람에 휘날리는 추억  이렇게 슬플 땐 누가 나를 위로해주나 두 눈을 감으면 또 니가 생각나  난 또 또 혼자 남아 이 거리를 또 헤매이다 아주 작은 떨림에 끌려 문득 고개를 들어보니  우리 같이 함께 불렀던 그 노래가 들려와 향기만 남아서 나를 괴롭히는데  무뎌진 기억 너머로 너를 그리다 쓸쓸한 바람에 휘날리는 추억  이렇게 슬플 땐 누가 나를 위로해주나 멀어지는 널 붙잡고 싶지만  언제나 그랬듯이 너를 잊고 살겠지 아련했던 너의 기억  아름다웠던 그 추억  아직도 널 닮은 향기만 남아 어느새 하루가 저물어 가네  짙은 추억만 남기고 멀어져 가네 혹시라도 니가 또 생각 날까봐  아무렇지 않게 하루를 살아 언젠간 널 다시 만날 수가 있을까  다른 사람으로 널 잊을 수 있을까 누구를 만나도 행복해야만 해  다시는 볼 수 없는 너 향기만 남아 Romanization meolliseo bureowa nal seuchyeo jinaneun  neoreul tteoollige haneun iksukhan hyanggi ajikkkaji neol itji motaneun geol boni babo gata eonjenganeun jeo baramcheoreom heuteojigetji hyanggiman namaseo nareul goerophineunde  mudyeojin gieok neomeoro neoreul geurida sseulsseulhan barame hwinallineun chueok  ireoke seulpeul ttaen