Langsung ke konten utama

Demi Dirimu

  "Demi dirimu"
By: gerimissenja 

Gerimis di senja hari yang semakin redup. Kian redup dan lalu berubah menjadi kelam. Kekelaman yang tak bedanya dengan air mata yang kau teteskan. Mengukir indah di sudut matamu. Berusaha kau hentikan meski kutahu itu bukan hal mudah. Kesakitan seperti apa yang mampu membuatmu membenciku? Kekejaman seperti apa yang akan membuatmu membuangku? Meski aku tahu rasa sakit itu samasekali tak berhak kau tanggung. Meski kutahu kekejaman itu hanya akan lebih menghancurkanku. Inilah satu-satunya hal yang bisa kulakukan untukmu. Satu-satunya bukti nyata bahwa aku... teramat mencintaimu. Dan karena kau membalas perasaanku, aku membenci diriku sendiri.***


Kembali aku melihat sosokmu. Sosok yang terlalu indah hingga rasanya tak mungkin mampu untuk ku gapai. Berdiri ditengah semilir angin yang menghembuskan rambut indahmu. Menunggu sesuatu yang tak seharusnya kau nanti.
Berhentilah.
Kisah yang terlanjur kuukir di dalam ingatanmu, harusnya tak pernah kumulai. Rasa yang hanya kian menyengsarakanmu harusnya tak perlu kau terima. Aku hanya mampu mengikis kebahagiaan yang sedari awal perjumpaan kita tak pernah kau rasakan. Atas kehancuran yang telah kau jalani, tak seharusnya kau masih menanti di tempat itu. Tempat yang hanya akan melukiskan kembali kisah kepahitanmu. Kembali meremukan sesuatu yang telah kuhancurkan. Kau menanggung itu semua. Karena keegoisanku kini kau harus hidup dengan menggenggam kenangan menyedihkan itu. Dan setelah semua yang kulakukan, kau masih menungguku? Kau bodoh ahh atau mungkin aku yang kejam dan teramat bodoh.
" Kau datang?" Kesedihan tiba-tiba menghilang dari wajahmu ketika kau melihatku menghampirimu. Tergantikan suatu kebahagiaan yang semakin menghancurkanku. Kau beranjak dari dudukmu dan berjalan mendekatiku. Masih memampangkan senyum bahagiamu.

Aku hanya menatapmu dingin. Menenggelamkan segala perasaan dan kisah indah yang kumiliki. Kebencian harus berusaha kutumbuhkan. Tak ada hal lain yang bisa kulakukan lagi selain membuatmu membenciku. 

"Huh kau lagi. Mau apa kau ke sini?" Ucapku dengan sinis. Sambil menepis lengannya yang hendak menyentuhku. Untuk sekian detik kau menampakkan kesedihan namun detik berikutnya senyuman indah kembali menghiasi bibirmu. Selalu seperti itu. Selalu kau membuatku harus menjadi lebih kejam. Tidak bisakah kau pergi ketika aku memintamu pergi? Tidak bisakah kau membenciku ketika aku menyuruhmu untuk melakukan hal itu? Kau membuat segalanya menjadi lebih sulit. Berhentilah sebelum kau lebih terluka. Berhentilah sebelum aku menjadi lebih kejam. Berhentilah. 

Berhentilah tersenyum saat kau merasa terluka. Setidaknya kau harus membenci segala kebajinganan yang telah ku torehkan pada hatimu. Setidanya kau harus memaki semua tingkahku yang telah membuatmu meneteskan air mata. 

"Mengunjungimu. Aku ingin melihatmu dan menghilangkan amarahmu. Aku tahu aku salah tapi ku..."

"Mengunjungiku? Melihatku? Kau melakukan hal yang tak sudi ku lihat. Pergilah selagi aku memintanya dengan cukup sopan, nona." Ucapku setengah membentak memotong perkataanmu. Kau hanya menatapku dengan pandangan sedih. Tetapi senyummu tak juga tergantikan. Tetap terpampang dengan indah seolah aku tak pernah melukaimu. Kekesalanku semakin memuncak. Perempuan sepertimu, kenapa harus sebodoh ini? Jika aku terus melihatmu, aku tak yakin pertahananku ini tidak akan hancur. 

"Pergilah. Semuanya telah berakhir. Aku bukan lagi seseorang yang kau kenal. Segalanya telah berubah. Termasuk perasaanku."

Sebelum semua pertahananku runtuh aku berbalik membelakangimu yang tengah menunduk. Pergi menjauh meninggalkan suatu kisah pahit. Demi kebaikanmu, saat ini, kau harus menelan kepahitan itu bulat-bulat. Akan tiba saatnya hari dimana kau berterima kasih padaku. Suatu saat nanti kau tidak akan menyesalinya. Bukan karena kau tidak sebaik yang diharapkan orang lain. Akan tetapi, karena aku tidak memiliki satupun kebaikan yang dapat disandingkan dengan kesempurnaanmu. Pahamilah. Terlalu banyak kekurangan yang kumiliki.

"Kenapa? Kenapa kau melakukan semua ini padaku? Aku berusaha menahannya dan berpikir kesalahan seperti apa yang telah kulakukan hingga membuatmu menjadi seperti itu. Ini tidak adil! Setidaknya katakan apa salahku!" Ucapmu berteriak. Mengeluarkan tangisan yang selalu kau pendam ketika berada didepanku. Isak tangis memilukan itu, tetesan air mata yang semakim berjatuhan dari kelopak matamu itu, perlahan dengan sangat dalam seakan menyayat-nyayat tubuhku. Menimbulkan bekas luka tanpa darah.

"Masih tidak tahu kesalahanmu? Selamat kau hidup dengan baik." Ucapku berusaha sekasar mungkin.

"Lihatlah dengan baik! Berpikirlah seperti manusia normal. Kesalahan apa yang tidak bisa kumaafkan. Kau tahu lebih baik dari siapapun di muka bumi ini."
Sambungku sambil kembali menjauhinya. Terdengar suara isak tangis memilukan. Aku tidak mempedulikan orang-orang berlalu-lalang yang memperhatikan kami. Aku yakin, mereka semua menatapku dengan pandangan benci dan menyumpahiku sebanyak-banyaknya. Atas semua yang telah kulakukan padamu, aku bahkan berhak diperlakukan lebih dari itu.

"Jangan pernah lagi menampakkan bayangmu dihadapanku. Jika aku melihatmu lagi, aku tak yakin aku bisa menahanku untuk tidak membunuhmu." Ucapku dingin dan kejam. Meninggalkanmu yang terjatuh dengan tangisan kepiluan. Tanpa sekalipun menoleh.***


" Untukmu,
Seseorang yang akan tetap menjadi bintangku


Izinkan sekali saja aku berbicara padamu lewat surat ini untuk terakhir kalinya. Meskipun tak ada kata lain selain maaf yang mampu meluncur dari kesedihan ini. Terus membenciku adalah satu-satunya hal yang bisa kau lakukan. Atas perbuatan kejamku, kau pantas melakukannya dan aku berhak menerimanya. Ada satu hal yang perlu kau tahu. Seberapapun kejamnya perbuatanku, setidak adil apapun itu bagimu, aku melakukan hal ini atas dasar rasa cintaku padamu. Kau boleh tidak mempercayainya dan menganggap hal itu tidak masuk akal. Namun memang seperti itulah adanya. Tidak melakukan sesuatu yang pasti kau benci hanya akan semakin menyengsarakanmu. Karena itulah aku melakukannya. Bencilah aku...


Aku memandangimu di tempat yang tak mungkin terlihat olehmu. Di ruangan rumah salit lantai tiga. Kau masih tetap duduk ditaman rumah sakit dengan tangisan yang tak berhenti menetes bahkan setelah beberapa jam aku meninggalkanmu dengan kata-kata pedasku. Aku sengaja menempati ruangan ini agar bisa melihatmu ketika menungguku disana. Setelah semua yang pernah kukatakan padamu tentang laranganku agar kau sama sekali tidak menginjakan kaki di ruang inapku, kau selalu menungguku di taman rumah sakit itu. Percaya bahwa aku akan menghampirimu.

Senja kembali hadir. Perlahan menenggelamkan matahari dan menemanimu. Semua ini benar-benar menyakitkan. Tak apa jika hanya aku yang mersakannya. Aku dapat menanggungnya. Tapi kau? Kumohon berhentilah merasa kesakitan. Hanya aku yang berhak merasakannya. Tidak denganmu. Tidak perlu kau membuang tangisan berhargamu itu.

Semuanya telah berakhir. Aku telah melepaskan ikatan menyedihkan diantara kita. Saatnya bagimu untuk bahagia tanpa seseorang sepertiku. Tersenyumlah, bebaslah, dan hapus air matamu. Apa yang telah terjadi padaku, bukan kesalahanmu. Aku mengatakan hal itu hanya agar kau paham bahwa aku tidak berguna. Agar kau meninggalkan sesrorang tak berguna ini demi kehidupan bahagiamu. Kau pahamkan?


Tapi kumohon pahamilah perbuatanku seperti aku memahami apa yang kau lakukan. Aku melepaskan kisah menyedihkan kita tidak lain hanyalah agar kau berbahagia. Aku tahu, kehadiranku yang tidak seberapa ini hanya akan membuatmu lebih menderita. Untuk menebus segala perbuatanku padamu kau haruslah hidup dengan kebahagiaan yang kumiliki. Jangan bersedih apalagi metangisiku. Aku mencintaimu. Ingatlah itu.


Kecelakaan yang terjadi padaku... sama sekali bukan kesalahanmu. Aku hanya pantas menerimanya. Jadi pahamilah maksudku dan hiduplah tanpa terjerat dalam kesulitanku. Bagaimanapun itu, kau tak pantas hidup dengan seseorang yang tak berguna sepertiku. Karena aku tak bisa melakukan apapun untukmu. Seorang bidadari sepertimu tak pantas hidup dengan seorang cacat sepertiku. Kecelakaan itu... telah menghilangkan kakiku.


Kau takan pernah bisa melihatku seperti sebelum kecelakaan itu terjadi. Kau hanya akan melihatku dengan tatapan benci. Karena tak ada lagi yang bisa kau lakukan selain menerimaku, kau akan selamanya terjerat dengan sesorang yang begitu menjijikan sepertiku. Aku akan dengan senang hati menerimamu. Tapi kau, hal itu akan sangat menyengsarakanmu bukan? 

Sekali lagi kukatakan aku melakukan hal ini karena aku sangat mencintaimu. Cinta suci yang tak perlu dipersalahkan. Dan cinta itu perlulah kuperjuangkan...


Perlahan kau mendongakkan kepalamu memandangi sang senja. Menghapus air mata dan menunjukan sorot mata kehidupan. Meski senyum tak tersungging di bibirmu yang indah. Tapi aku tau kau tengah merencanakan hidupmu. Yeah, hiduplah dengan bahagia dan bebas tanpa orang sepertiku. Kau berhak memilikinya. Lupakan aku dan hiduplah bersama seseorang yang telah menggapai cita-citanya dan bisa setiap saat menggendongmu, mengajakmu jalan-jalan kemanapun itu tanpa harus duduk dikursi roda dan kau dorong-dorong. Seseorang yang sesempurna dirimu dan memiliki sifat yang baik. Hiduplah dengan kebahagiaan yang sempurna. 

Aku menatap kepergianmu diatas sini. Menyaksikan suatu hidup baru yang indah untukmu. Mengenang segala hal tentang kita. Tepat saat bayangmu menghilang bersama sang senja, tangisan itu terukir di sudut mataku. Tangisan pedih yang kuanggap bahagia. 


Aku menulis surat ini tepat setelah kau meninggalkanku. Tak terlalu percaya surat ini akan kau baca namun sedikit mengharapkannya. Kehampaan menyedihkan mulai membungkusku. Selama ini hanya kau satu-satunya yang kupercayai. Jadi, bagaimana aku mampu hidup tanpamu? Aku tak yakin aku mampu hidup dengan kehampaan dan kekosongan ini. Apalagi dengan kenyataan bahwa kini kau membenciku. Jadi aku melakukannya...


Dan tepat setelah kau meninggalkanku, seluruh jiwaku musnah. Kau tak pernah kembali. Setelah kau pergi di tengah senja itu, kau tak pernah kembali. Aku hidup tanpa jiwaku. Karena sesungguhnya kaulah jiwaku. Dan kau pergi dengan mengambil seluruh hidupku. Maka dimulai dari saat kau meninggalkanku, aku hidup hanya dengan bernafas. Hidup layaknya orang mati. Menatap tempat dimana kau selalu menungguku. Membayangkan kau disana, menatap kearahku dan tersenyum indah.


Menjatuhkan diriku di tempat kita selalu hidup bersama. Sambil memandangi sang senja yang tak pernah berhenti menemaniku. Inilah perjuangan yang kulakukan sepenuhnya. Sekali lagi kukatakan bahwa ini semua demi cinta abadiku. Ohh lelaki yang harus meninggalkan cita-citanya karena menolongku. lelaki tampan yang harus menderita karenaku. Lelaki yang dulu teramat mencintaiku namun kini membenciku. Ini hal yang pantas kulakukan. Kau akan menjadi seseorang yang pertama dan terakhir.

Aku tidak begitu percaya surat ini akan sampai ke tanganmu tapi aku mengharapkannya. Untuk terakhir kalinya kukatakan, semua ini demi ketentramanmu.


My love" 

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

LIRIK LAGU INFINITE (인피니트) - BACK + TRANS INDO

Lirik Lagu Infinite (인피니트) - Back Romanization [Dongwoo] Can you save me? Can you save me? [Sunggyu] Gieokhaejwo ne seorapsoge Gieokhaejwo ne jigapsoge Naega itdeon heunjeokdeureul Hanado ppajimeobseo saegyeojwo [Hoya] Chueokhaejwo geu sajin soge Namaitdeon geu gonggan soge Nae hyanggi da nae soomgyeol da Sarajiji anhge [Woohyun] Jebal nareul jinachyeo on bomnalcheoreom Baramcheoreom nohji ma Can you save, Can you save me? [Sunggyu] Geurae nareul seuchyeo jinan hyanggicheoreom Sumanheun naldeul malgo Can you save, Can you save me? ([Sunggyu] Save me) [Sungyeol]Save me [L] Dorawajwo I want you back, back, back, back, back back, back, back, back, back [Sunggyu] Neowa nae gieok nareul sigane matgyeo duji ma [Hoya] Dorawajwo I want you back, back, back, back, back back, back, back, back, back [Woohyun] Gidarilke na yeogi namgyeojin chae doraseon chae I say save me (Save) [Dongwoo] Can you save me? [L] Ijeul beophan gieokdeureul hanadulshik dwaedollyeo [Sunggyu] Gyejeori jana gyejeoreul m

LIRIK IU – ENDING SCENE (이런 엔딩) DAN TERJEMAHAN

IU (아이유) – Ending Scene(이런 엔딩)  Album: Palette Lyrics: 아이유(IU) Composition: 샘김 Arrangement: 이종훈 Release date: 2017.04.21 HANGUL 안녕 오랜만이야 물음표 없이 참 너다운 목소리 정해진 규칙처럼 추운 문가에 늘 똑같은 네 자리 제대로 잘 먹어 다 지나가니까 예전처럼 잠도 잘 자게 될 거야 진심으로 빌게 너는 더 행복할 자격이 있어 그런 말은 하지 마 제발 그 말이 더 아픈 거 알잖아 사랑해줄 거라며 다 뭐야 어떤 맘을 준 건지 너는 모를 거야 외로웠던 만큼 너를 너보다 사랑해줄 사람 꼭 만났으면 해 내가 아니라서 미안해 주는 게 쉽지가 않아 그런 말은 하지 마 제발 그 말이 더 아픈 거 알잖아 사랑해줄 거라며 다 뭐야 어떤 맘을 준 건지 끝내 모를. 솔직히 말해줄래 제발 너라면 다 믿는 거 알잖아 네 말대로 언젠가 나도 나 같은 누군가에게 사랑받게 될까? ROMANIZATION annyeong oraenmaniya mureumpyo eopsi cham neodaun moksori jeonghaejin gyuchikcheoreom chuun mungae neul ttokgateun ne jari jedaero jal meogeo da jinaganikka yejeoncheoreom jamdo jal jage doel geoya jinsimeuro bilge neoneun deo haengbokhal jagyeogi isseo geureon mareun haji ma jebal geu mari deo apeun geo aljanha saranghaejul georamyeo da mwoya eotteon mameul jun geonji neoneun moreul geoya oerowossdeon mankeum neoreul neoboda saranghaejul saram kkok mannasseumyeon hae naega aniraseo mianhae juneu

LIRIK HUH GAK - MEMORY OF YOUR SCENT (향기만 남아) + TRANSLATION

허각 (Huh Gak) – 향기만 남아 (Memory of Your Scent) Lyrics Mini Album (Reminisce) Release Date: 2013.11.11 Genre: Ballad Hangul 멀리서 불어와 날 스쳐 지나는  너를 떠올리게 하는 익숙한 향기 아직까지 널 잊지 못하는 걸 보니 바보 같아 언젠가는 저 바람처럼 흩어지겠지 향기만 남아서 나를 괴롭히는데  무뎌진 기억 너머로 너를 그리다 쓸쓸한 바람에 휘날리는 추억  이렇게 슬플 땐 누가 나를 위로해주나 두 눈을 감으면 또 니가 생각나  난 또 또 혼자 남아 이 거리를 또 헤매이다 아주 작은 떨림에 끌려 문득 고개를 들어보니  우리 같이 함께 불렀던 그 노래가 들려와 향기만 남아서 나를 괴롭히는데  무뎌진 기억 너머로 너를 그리다 쓸쓸한 바람에 휘날리는 추억  이렇게 슬플 땐 누가 나를 위로해주나 멀어지는 널 붙잡고 싶지만  언제나 그랬듯이 너를 잊고 살겠지 아련했던 너의 기억  아름다웠던 그 추억  아직도 널 닮은 향기만 남아 어느새 하루가 저물어 가네  짙은 추억만 남기고 멀어져 가네 혹시라도 니가 또 생각 날까봐  아무렇지 않게 하루를 살아 언젠간 널 다시 만날 수가 있을까  다른 사람으로 널 잊을 수 있을까 누구를 만나도 행복해야만 해  다시는 볼 수 없는 너 향기만 남아 Romanization meolliseo bureowa nal seuchyeo jinaneun  neoreul tteoollige haneun iksukhan hyanggi ajikkkaji neol itji motaneun geol boni babo gata eonjenganeun jeo baramcheoreom heuteojigetji hyanggiman namaseo nareul goerophineunde  mudyeojin gieok neomeoro neoreul geurida sseulsseulhan barame hwinallineun chueok  ireoke seulpeul ttaen